Wisdom from Expert

Sunday, September 14, 2008

Be A Strategic ...

(mari berkontribusi bagian 3)
by Teguh Yoga Raksa (2008)

Meneruskan tulisan sebelumnya, bertajuk mari berkontribusi, dengan memformulasikan 5 kebiasaan unggul untuk menjadi karyawan unggul yaitu : Be a positive ,Be a Strategic , Be a Good finder, Be a Problem Solver and Be a motivator. Pada tulisan ketiga ini akan kita diksusikan bagaimana menjadi karyawan yang berfikir strategis.

Alkisah seorang karyawan namanya Jaka. Jaka adalah orang yang berbeda dengan karyawan lainnya, walaupun agak pendiam dia selalu memandang positif keadaan (baca : be a positif). Setiap pekerjaan yang ditugaskan kepadanya dia lakukan dengan sepenuh hati dan sungguh – sungguh, walaupun pekerjaan yang dia kerjakan sangat tidak masuk hitungan orang – orang sekelas lulusan amerika seperti dia. Suatu ketika terjadi pergantian kepemimpinan di kantor Jaka, selang beberapa bulan dari proses itu orang mulai resah, pemimpin yang satu ini sangat tidak mengerti bawahannya. Tipe kepemimpinannya berbeda dengan pemimpin sebelumnya, tidak mau tahu keadaan yang terjadi dan memerintahkan sesuatu dengan seenaknya dan setiap kali meeting tidak pernah meminta pendapat dari yang lain, dia memang tipe orang yang percaya pada diri sendiri dan memandang dunia dengan kaca matanya sendiri. Semua orang merasa Demotivasi melihat keadaan ini, mereka hanya senang membicarakan kejelekan – kejelekan dari pimpinan baru ini. Setiap makan siang semua orang beramai – beramai membicarakan kelemahan demi kelemahan dari pimpinan kita ini.

Jaka tidak ikut arus tersebut, setiap tugas ini dan itu yang diberikan, dia mengerjakan dengan sepenuh hati dan dia mencoba membuat lebih dari apa yang diharapkan si bos yang satu ini. Dia membuat prediksi kebutuhan bos, dengan membuat laporan disertai masukan – masukan untuk kepentingan dan kelangsungan perusahaan. Sehingga pemimpin yang baru ini tidak perlu repot –repot menganalisa dan membuat kesimpulan dari permasalahan yang terjadi, dia hanya melanjutkan temuan yang diperoleh Jaka sebelumnya. Jaka mencoba menutupi kelemahan – kelamahan bos barunya dengan membuat pekerjaannya lebih dari orang lain , dia lebih berpikir kedepan , memandang permasalahan diluar kebiasaan dan selalu melihat sisi yang lain yang sangat penting yang dia kerjakan, tentunya dia sangat bangga dengan kontribusinya pada perusahaan. Dia menganalisa dengan tepat, memberikan masukan dan menyajikan secara profesional dalam file presentasi sehingga bosnya mudah membaca dan memahami apa yang sedang terjadi. Berbeda dengan teman – teman yang lain yang hanya mengeluh dan membesarkan kelemahan – kelemahan bosnya tanpa mencoba membantu untuk menyelesaikan permasalahan dan lebih cenderung untuk menyalahkan orang dan keadaan. Sehingga pada akhirnya Jaka menjadi orang nomor dua di perusahaan tersebut, bos yang satu ini tidak akan memutuskan sesuatu sebelum meminta pendapat Jaka , sungguh mengesankan ?.

Sekelumit cerita tadi mungkin bisa memperlihatkan contoh sederhana bagaimana perbedaan cara berpikir seseorang. Jaka memperlihatkan bagaimana cara berpikir yang lebih strategis dibanding teman – teman sekerjanya. Memandang sesuatu dari berbagai sudut dengan mencoba menyelesaikan permasalah tanpa harus menyalahkan orang , kondisi lingkungan atau apapun itu. Dia tidak sekedar menyelesaikan pekerjaannya akan tetapi dia lebih melihat kedepan apa yang diperlukan dan permasalah yang mungkin timbul. Kalo kita ambil definisi dari salah satu sumber (http://www.cfar.com/Documents/strathink.pdf.) apa itu berpikir strategis kira – kira definisi secara sederhana sebagai berikut :

Strategic thinking is a way of understanding the fundamental drivers of a business and rigorously (and playfully) challenging conventional thinking about them, in conversation with others. Strategic thinking focuses on finding and developing unique opportunities to create value by enabling a provocative and creative dialogue among people who can affect a company’s direction

Secara sederhana mungkin kita bisa dapat gambaran bahwa orang yang berpikir strategis kurang lebih adalah seperti sosok Jaka yang fokus pada bagaimana melihat sisi lain dari tugas yang dilakukannya untuk membuat nilai tambah (value added) untuk kepentingan perusahaan/Customer dengan melihat permasalahan yang mendasar dengan mencoba cara berpikir yang lain dari pada yang lain dengan mengakomodasi semua resources yang ada.
Semoga kita dapat menjadi sosok – sosok Jaka yang dapat memberikan yang terbaik untuk kemajuan perusahaan dengan melakukan yang terbaik …selamat mencoba, salam pembelajar , learn , action and success (TY)

1 comment:

Iwan said...

Salam sukses Guh,

well, menurut saya apa yang Teguh uraikan itu sangat bagus. Pada umumnya orang justertu bertindak oportunis kepada atasan dan bersikap menjalin pertemanan ketika ada kepentingan saja. Selain itu juga lebih parah lagi bila seorang atasan tidak bersikap bijaksana dan berlaku layaknya Bos yang enggan "membumi". Karakter Bos seperti ini menurut pandangan perlu diberi pencerahan. Karena bila tidak seberapa bagus pun bentuk kritisi yang membangun, si bos susah untuk "be a positive". Justeru yang repot jika orang yang secara tulus memberikan masukan malah di sia2kan bahkan tidak dipakai. Bro, mungkin untuk melengkapi tulisan be a strategic, tolong buat tulisan yang menganalisis bagaimana seharusnya sikap pimpinan yang baik....

Bravo buat Teguh, salam sukses dari saya.

Iwan