Wisdom from Expert

Thursday, September 16, 2010

Seberapa Besar Potensi Kita..


Teguh Yoga Raksa (2010)


Pencapaian versus potensi memang sangat menarik untuk di diskusikan, orang yang memiliki potensi besar menjadi seorang CEO, apakah pada akhirnya akan menjamin menjadi CEO, jawabannya : “ belum tentu”. Mendiskusikan potensi yang kita punya memang agak sulit, jika kita tidak mencoba meminta pendapat orang lain tentang kita, hal ini menjadi sangat sulit, ketika kita hanya melihat diri kita dari cermin yang kita punya, tidak melihat diri kita dari cermin orang lain. Pada tulisan ini saya akan membagi cerita bagaimana kita melihat potensi yang kita miliki dengan melibatkan orang lain, baik itu sahabat, rekan kerja,atasan atau bawahan kita. Potensi yang kita punyai saat ini apakah sudah optimal diterapkan dalam keseharian pekerjaan, atau mungkin harus mencari kegiatan lain di luar pekerjaan untuk menyalurkan potensi anda.

Beberapa waktu yang lalu , saya meninterview seorang kandidat calon pegawai untuk posisi staff personalia dan general affair (PGA), dilihat dari pengalamannya dia banyak berkecimpung di bidang keuangan dan akutansi. Saya mencoba menggali bukti – bukti yang menguatkan ketertarikan dia pada dunia PGA, dia selalu mencoba menjelaskan bahwa pekerjaan apapun yang dia jalani akan dia sukai dan nikmati, saya maklumi itu, karena dari percakapan selanjutnya terungkap bahwa saat ini muncul ketidakcocokan di tempat kerja yang sedang ia jalani. Hal inilah yang menjebak potensi seseorang dalam organisasi, dari hasratnya, saya melihat kandidat ini sangat tertarik pada dunia keuangan dan akutansi, akan tetapi karena kesempatan yang dibuka bukan pada bidang yang dia sukai, sementara ingin sekali cepat keluar dari pekerjaan saat ini, dia mencoba menyesuaikan dengan posisi yang ditawarkan, sementara potensi dan keinginan sebenarnya dia sembunyikan.


Terjebak  Pada Pekerjaan

Pada suatu diskusi karir, seorang direktur sales dan marketing  terkenal dari  salah satu perusahaan terkemuka, diwawancarai untuk menjelaskan perjalanan karirnya dari bawah sampai saat ini, menjadi direktur sales dan marketing terkemuka dengan pencapaian yang sangat luar biasa. Dia menjelaskan bahwa sebelum dia terjun pada dunia sales dan marketing, dia sebelumnya seorang business analyst, setiap hari berkutat pada data, analisa dan laporan. Pada awalnya dia terpaksa menjalani pekerjaannya, karena memperoleh apa yang dia dapatkan, gaji yang besar, fasilitas yang menarik dan tentunya kebanggaan pada perusahaan yang dia tempati sekarang.

Setelah sekian tahun dia jalani, dia merasa terjebak dalam pekerjaannya, dia tidak menggunakan seluruh potensi dan hasrat untuk bekerja pada bidang yang dia sukai, dia merasa tidak memiliki masa depan lagi. Pada akhirnya dia berani mengambil resiko untuk berpindah ke bidang lain yaitu sales dan marketing. Memulai dari nol untuk belajar menyesuaikan diri dengan dunia barunya, namun karena sesuai dengan potensi dan hasratnya, dalam kurun waktu 10 tahun, dia sudah menjadi GM Sales dan Marketing. Karena prestasinya setahun kemudian dia menjadi direktur, menggantikan direktur sebelumnya yang memasuki masa pensiun. Dia merasa pekerjaan saat ini dia nikmati dibanding pekerjaan sebelumnya yang dia jalani dengan penuh keterpaksaan.

Kenali Diri Anda

Menggali potensi diri memang agak sulit, hal yang sangat mudah untuk dilakukan adalah dengan mengukur apakah kelebihan kita dan apa kekurangan kita. Untuk mengukur ini bisa dilakukan dengan meminta umpan balik dari rekan kerja, atasan atau mungkin bawahan. Hal ini akan dengan mudah melihat diri kita di kaca mata dan cermin orang lain. Mencoba memberikan perbaikan atas masukan dan saran orang lain juga merupakan bagian dari menggali potensi yang kita miliki. Ada kalanya kita dikejutkan dengan ajakan untuk melakukan suatu proyek besar, karena rekan kerja kita melihat potensi kita di suatu bidang. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengenai diri kita, dengan cara kita sendiri ataupun cara lain yang banyak dilakukan orang, pada intinya kita dapat mengidentikasi siapa kita ?, apa yang disenangi? mau kemana kita? dan pencapaian apa yang kita inginkan ?.


Pada akhirnya tentunya seperti diungkapkan Robert S Kaplan, dalam artikel di Havard Business Review July – Agustus 2008, berjudul ”Reaching Your Potential” , bahwa pencapaian – pencapaian yang kita raih  bukan terkait dengan bagaimana kita dengan jelas menyelesaikan semua halangan atau masalah, akan tetapi bagaimana dengan jelas kita menetapkan pencapaian buat diri kita sendiri, selamat mencoba salam pembelajar , learn – action and success...(TY)

Kemana Kita Akan Pergi ?

Teguh Yoga Raksa (2010)

Kebahagian dan Keberhasilan seseorang dimulai dari langkah perencanaan dan aksi,sehingga kita tahu kemana kita akan pergi dan apa yang mau dicapai. (TY)


Beberapa waktu yang lalu saya mengikuti sebuah seminar terkait dengan bagaimana merumuskan masa depan. Pada kesempatan ini saya akan membagikan sedikit “oleh- oleh” apa yang saya dapat reflesikan dalam kehidupan sehari - hari. Ada 4 peristiwa penting dalam perjalanan hidup kita, peristiwa – peristiwa itu adalah “ Kelahiran” , “ masa hidup” ,“ Menjelang Kematian” dan “ Setelah Kematian”. Tentunya perjalanan ini menjadi garis umum setiap kita untuk kita jalani. Episode yang sedang kita jalanani saat ini adalah “ masa hidup”. Untuk itu mari kita evaluasi ulang apa yang mau kita isi untuk episode ini.

Mau Menjadi Apa Kita ?

Untuk menyederhanakan bagaimana menjalani ”masa hidup” mari kita jawab pertanyaan – pertanyaan berikut ini :

1. Tuliskan 10 keinginan “untuk menjadi apa”, dengan membagi 2 bagian besar, 5 keinginan pada saat ” masa hidup” dan 5 keinginan “setelah kematian”
2. Prioritaskan 2 keinginan ”masa hidup” dan 1 keinginan ”setelah kematian”
3. Jadikanlah menjadi satu pernyataan yang saling terkait atau menjadi satu pernyataan yang dapat memaknai 3 keinginan tersebut.
4. Apakah anda perjalanan anda sekarang ini, baik karir, keluarga dsb merupakan keinginanan anda sejak kecil?
5. Apakah anda meyakini apa yang anda capai saat ini sudah pada jalur ”masa hidup ” yang anda inginkan

Jawablah pertanyaan – pertanyaan ini pada saat anda fokus dan konsentrasi, karena ini akan menjadi ”visi dan misi ” Ke depan dalam manjalani ”masa hidup” kita.
Sebagai contoh visi kedepan saya adalah “Improving life quality of Indonesian people”, dalam hal ini merefleksikan keinginan saya untuk menjadikan bermanfaat bagi semua orang dan menjadikan anak kita sebagai calon pemimpin indonesia di masa depan, hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan fasilitas yang cukup dari berbagai hal, materi , pendidikan kesehatan dsb.

Hal ini akan menjadikan gambaran besar, mau menjadi apa kita dalam episode ”masa hidup”, hal inilah yang kemudian dikenal dengan pernyataan visi atau vision statement


Apa yang akan kita lakukan ?

Setelah merumuskan mau manjadi apa kita , maka pertanyaan selanjutnya ”apa yang akan kita lakukan ?”. Hal yang harus dilakukan harus sejalan dengan apa yang kita nyatakan dalam visi kita. Urutan apa yang akan kita lakukan tersebut dapat kita bagi – manjadi beberapa tahap. Misalnya tahap I : 0 – 5 tahun, tahap II : 5 – 10 tahun dst.

Hal ini tentunya disesuaikan dengan jawaban pertanyaan 4 & 5 yang sebelumnya saya tanyakan, apakah yang kita lakukan saat ini sudah sejalan dengan visi kita atau belum. Rumusan ini selanjutnya dikenal dengan pernyataan misi atau mission statement

Apa yang harus dikembangkan ?

Bagian ini adalah bagian terpenting, kita harus melakukan evaluasi pada diri kita, keahlian dan pengetahuan apa yang harus kita punya dalam rangka menjawab visi dan misi yang akan kita lakukan. Evaluasi dapat dilakukan dengan melihat tantangan dunia saat ini dan merefleksikan pada kita. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai metode baik dilakukan sendiri atau melibatkan pihak ketiga. Hal yang paling mudah yang dapat dilakukan adalah meminta masukan dari berbagai pihak, misalnya rekan kerja, atasan atau bahkan bawahan.

Sebagai bagian akhir dari tulisan ini, saya mengajak rekan – rekan untuk mencoba membuat pernyataan visi dan misi, hal ini adalah bagian penting yang dapat kita lakukan dalam mengisi episode kedua dalam hidup kita, Karena kabahagian dan kesuksesan dimulai dari langkah perencanaan dan aksi, sehingga kita tahu kemana kita akan pergi dan apa yang akan kita capai. Selamat mencoba ..salam pembelajar , learn action and success (TY)

Ketika Menyerah Bukan Lagi Pilihan..

Teguh Yoga Raksa (2010)

"Many of life's failures are experienced by people who did not realize how close they were to success when they gave up.”(Thomas Alfa Edison)

Kali ini saya akan melanjutkan artikel sebelumnya terkait dengan orang – orang sukses yang dapat kita teladani. Kisah tentang Thomas Alfa Edison di Masa Muda, siapa yang tidak kenal Thomas Alfa Edison, Dia adalah penemu bola lampu yang terkenal itu,  Yang sampai saat ini kita merasakan penemuannya.


Edison dilahirkan pada 11 Februari 1847, pada saat itu orangtuanya termasuk menengah di pelabuhan yang ramai Milan, Ohio, sebuah komunitas di samping Odessa, Rusia merupakan pusat pengiriman gandum terbesar di dunia. In 1854, his family moved to the vibrant city of Port Huron, Michigan, which ultimately surpassed the commercial preeminence of both Milan and Odessa.... Pada tahun 1854, keluarganya pindah ke kota Port Huron,Michigan, yang pada perkembangan selanjutnya mengalahkan keunggulan komersial kota Milan dan Odessa.

Edison agak kesulitan berbicara sampai dia hampir empat tahun, namun setelah pandai berbicara, ia selalu bertanya pada setiap orang dewasa yang ia temui untuk menjelaskan bagaimana “ sesuatu/ apapun “ bisa bekerja . Jika mereka mengatakan tidak tahu, ia akan menatap lawan bicaranya dengan tajam dan bertanya lagi  "Kenapa?". Hal ini yang menjadikan Edison lain daripada yang lain. Pada umur 7 tahun dia menghabiskan hampir separuh waktunya di ruangan, dia terlalu banyak bertanya dan lebih fokus pada dirinya sehingga membuat para guru putus asa. Jika pada saat itu sudah dikenal ilmu psikologi seperti sekarang ini Edison termasuk anak yang hiperaktif.

Pada usia 11 tahun, orang tuanya memfasilitasi Edison untuk memanfaatkan perpustakaan, keterampilan ini mempengaruhi Edison untuk lebih suka belajar secara mandiri. Orang tuanya membimbingnya untuk membaca buku – buku tertentu dan menyeleksi buku oyang dibacaranya. Pada usia 12 tahun Edison telah membaca beberapa buku terkenal seperti Gibbon's Rise And Fall Of The Roman Empire, Sears "History Of The World”, dan Burton's Anatomy Of Melancholy selain itu juga telah menyelesaikan buku – buku terkait ilmu pengetahuan alam seperti The World Dictionary of Science dan sejumlah karya terkait kimia praktis.

Pada usia 12 tahun inilah Tom begitu Edison biasa dipanggil  sudah menjadi seorang "dewasa." He had  not only talked his parents into letting him go to work selling newspapers, snacks, and candy on the local railroad, he had started an entirely separate business selling fruits and vegetables..... Dia tidak hanya bicara ke orang tuanya untuk membiarkanya pergi bekerja menjual koran, camilan, dan permen di kereta api setempat, ia telah memulai sebuah bisnis yang terpisah sama sekali, menjual buah-buahan dan sayuran. Dari mulai kecil terlihatlah  jika entrepreneurship Tom, untuk menghasilkan uang dan peluang sendiri.

Beberapa peristiwa penting telah terjadi pada dirinya termasuk beberapa ide kreatif yang diawali dari kejadian – kejadian yang terjadi saat itu, sebelum perang sipil terjadi pada usianya ke 14,  Tom melihat peluang perdebatan Linclon dan Douglas dapat dijadikan semacam surat kabar kecil, maka kemudian munculah surat kabar “weekly Herald” yang memiliki 300 pelanggan tetap penumpang di stasiun kereta saat itu. Publikasi ini  adalah cikal bakal surat kabar yang umumnya di cetak secara masal dan dijual di stasiun – stasiun atau bahkan di area publik lainnya. Pada masa ini juga dia hampir kehilangan pendengarannya karena kejadian pemukulan yang dilakukan oleh kondektur  karena terjadi ledakan akibat beberapa bahan kimia Tom yang simpan di tasnya. Tom menolak untuk mengobati ganguan pendengarannya karena ia merasa bahwa kebisingan menggangu proses belajar yang dia lalui.

Pada perkembangan selanjutnya dia menjadi terkenal karena penemuannya dalam bidang telegraph, pada umur 16 tahun setelah perang saudara usai dan Tom bekerja sebagai operator telegraph, di sela – sela istirahat malam dia melakukan beberapa percobaan terkait pengembangan mesin telegraph, pada akhirnya dia dapat menemukan “ pengulang otomatis” yang merupakan penemuan yang otentik, hal ini membantu memudahkan setiap orang untuk menerjemahkan kode morse pada kecepatan mereka sendiri, hal yang aneh yang dilakukan Tom, dia tidak mematenkan ide awal ini. Dia menjadi “ Bintang “ baru pada perkembangan dunia telegraph saat itu. Dari situlah dia menjadi sosok yang tidak terlupakan sampai sekarang ini , sosok penemu dengan segala karya besar, begitu banyak paten dan sampai saat ini karyanya masih dapat dirasakan semua orang. Perusahaan yang dia bangun, General Electric  menjadi percontohan perusahaan – perusahaan lain, menjadi pemimpin pasar dibidangnya, …semoga kita bisa mencontoh beliau …peneliti, pengusaha dan pekerja keras yang pantang menyerah.

From Idea to Action

  1. Kerja keras adalah kunci kesuksesan seseorang , Edison adalah sosok yang patut dicontoh terkait kerja keras, tak pernah menyerah sebelum menghasilkan sesuatu yang dia targetkan.

  1. Bertanya, Jika ada hal yang kurang jelas atau kurang mengerti, Edison selalu bertanya dan mencari tahu.

  1. Mengasah Jiwa Wirausaha, sejak kecil Edison mencoba jiwa wirausahanya dengan melakukan beberapa aktifitas bisnis kecil – kecilan, seperti menjual camilan dll.

  1. Melihat Peluang dan kreatif , banyak kejadian yang dijadikan ide kreatif untuk menghasilkan sesuatu, sebagai contoh ketika ada perdebatan publik pada saat itu muncul ide untuk membuat surat kabar untuk para penumpang kereta.

  1. Sempurnakan,  banyak penemuannya adalah menyempurnakan apa yang sudah ada, dengan membuat lebih mudah dan lebih murah. Hal ini seperti prinsip Kaizen, ambil yang “baik”, buang yang “buruk” selanjutnya buat produk baru.

  1. Tidak pernah berhenti untuk belajar, berapa banyak buku yang dia baca, berapa orang yang dia ajak diskusi, hanya untuk menambah wawasan dan pengetahuannya.

  1. Jadikan “Hobby” sebagai dasar penemuan,  hobbynya dalam bahan kimia dll, membuat dia tetap berkarya dibidang ini, walaupun bidang pekerjaan kita saat ini tidak berhubungan dengan apa yang kita senangi, coba buat karya dibidang yang kita sukai.


Semoga kita dapat merefleksikan kisah hidup Edison dalam kehidupan kita sehari – hari , selamat mencoba…salam pembelajar, Learn – Action and Success (TY)