Wisdom from Expert

Thursday, October 15, 2009

Ketika Menyerah Bukan Lagi Pilihan..

Teguh Yoga Raksa (2009)
"Looser always says, “It’s possible, but it’s difficult.” Winner always says, “It’s difficult, but it’s possible.”

Pada beberapa tulisan kedepan saya akan membagikan cerita mengenai orang – orang sukses dengan segala kelebihan yang dimilikinya untuk kita teladani, mereka adalah Bob Willen, Jesicca Cox,Oprah , Edison , Warent Buffet, Jordan dan Nehru. Banyak inspirasi dan nilai – nilai yang dapat kita pelajari dari mereka, dengan segala rintangan dan tantangan dalam menghadapi hidup dan kehidupan, mereka tetap tegar dan yang paling penting adalah mereka memilih untuk tetap dan selalu jadi pemenang.

Kisah pertama adalah mengenai Bob Willen, dia adalah seorang veteran perang vietnam yang kehilangan kedua kaki akibat ranjau darat pada suatu peperangan di vietman. Dia adalah salah satu peserta lari maraton internasional pada tahun 1986. keinginan yang kuat dari Bob untuk membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin, memaksa dia untuk mengikuti lomba ini. Sebelum mengikuti lomba ini, Bob berlatih keras mencari cara yang paling efektif untuk berlari tanpa kedua kakinya. Cara yang ditempuhnya dengan membantingkan badannya kedepan.

Hari pertandinganpun dimulai, Bob memulai start dengan membantingkan badannya ke depan , dan terus ia lakukan , satu meter , dua meter , tiga meter dan seterusnya sampai 1km. Pada saat dia mencapai 1 km, para peserta lain sudah mencapai 5 – 10 km. Tiap beberapa kilometer yang dilaluinya dia mengganti sarung tangannya yang sudah terkoyak, demikian seterusnya. Pada hari pertama lomba walaupun yang lain sudah mencapai garis finish, Bob baru menyelesaikan 10 km meter pertama.

Cambukan semangat dari ayahnya , yang selalu mendukungnya membuat ia terus dan terus melemparkan badannya dengan kedua tangannya ke depan.. ..”Ayo Bob bangkit , satu langkah lagi… ayo ..ayo kamu bisa “ teriak ayahnya. Bob istrahat malam harinya sedemikian sehingga besoknya dia dapat meneruskan lomba, peralatan tidur sudah disediakan panitia begitupun dokter yang memantau kondisi Bob.

Hari keempat telah dilaluinya , jarak yang sudah dilalui sekitar 40 Km, kelelahan dan luka ditangannya membuatnya hampir putus asa, 2 Km menuju finísh. Menyerah bukan pilihannya, dia melanjutkan perlombaan, lompatan terakhir Bob Willen di garis finish disambut tepuk tangan penonton. Dia tercatat sebagai atlit marathon satu – satunya yang tidak memiliki kedua kakinya, yang dapat menyelesaikan marathon dan tercatat di Guiness Book of Record. Kemauannya untuk terus menyelesaikan lomba merupakan pilihannya untuk menjadi pemenang. Bukan hanya sekedar menang perlombaan tapi menang atas ketidakyakinan orang atas persepsi dan opini Publik saat itu, yang tidak mungkin menjadi mungkin, itulah yang ia buktikan.

Dalam satu komentar pada saat dia diwawancarai oleh wartawan dan pernyataan ini banyak dikutip di beberapa blog inspirasi di Indonesia sebagai berikut :

"Saya bukan orang hebat. Anda tahu saya tidak punya kaki lagi. Saya hanya menyelesaikan apa yang telah saya mulai. Saya hanya mencapai apa yang telah saya inginkan. Dan kebahagiaan saya dapatkan bukan dari apa yang saya dapatkan, tapi dari proses untuk mendapatkannya. Selama lomba, fisik saya menurun drastis. Tangan saya sudah hancur berdarah-darah. Tapi rasa sakit di hati saya terjadi bukan karena luka itu, tapi ketika saya memalingkan wajah saya dari garis finish. Jadi saya kembali fokus untuk menatap goal saya. Saya rasa tidak ada orang yang akan gagal dalam lari marathon ini. Tidak masalah anda akan mencapainya dalam berapa lama, asal anda terus berlari. Anda disebut gagal bila anda berhenti. Jadi, janganlah berhenti sebelum tujuan anda telah tercapai."

From Idea to Action

Dari cerita Bob yang mengharukan, dapat kita ambil beberapa nilai yang mungkin dapat di terapkan dalam kehidupa sehari – hari,

1. Mantapkan tekad meraih tujuan , bahkan tujuan yang paling besar yang pernah diimpikan
2. Buat perencanaan yang matang , dan jadikan itu strategi untuk mencapainya
3. Disiplin
4. Selesaikan apa yang sudah di mulai
5. Belajar dari setiap proses yang dilalui
6. Janganlah berhenti sebelum tujuan tercapai
7. Tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau

Mari kita selalu menjadikan jiwa kita untuk menjadi pemenang yang selalu akan mengatakan ”Memang sulit , tapi semua itu mungkin kita capai ” , salam pembelajar , Learn – Action and Success (TY)

Dedikasi Belajar Sepanjang Masa …

Teguh Yoga Raksa (2009)
”Belajar dan Beraksi adalah proses terbaik yang dapat dilakukan orang
untuk mencapai kesuksesan (TY)”

Dikisahkan seorang tukang topi sedang melakukan perjalanan untuk menjajakan topinya, ketika hari mulai mendekati siang, terik matahari menyengat tubuh bapak ini, sehingga dia memutuskan untuk istirahat sejenak sambil menunggu hari agak sore untuk meneruskan perjalanannya. Karena kelelahan, dia mencoba merebahkan tubuhnya di bawah pohon besar yang tumbuh di tepi jalan, karena kelelahan yang sangat, dia kemudian tertidur di bawah pohon itu. Ketika dia tertidur tanpa disadari sekelompok kera mendatanginya dan mengambil semua topi yang ada,kecuali topi yang dipakainya.

Ketika terbangun, dia terhentak ketika sekelompok kera menertawainya sampai loncat – loncat di atas pohon sambil memakai topinya. Dia berpikir keras bagaimana mengambil kembali topinya yang dipakai oleh sekelompok kera tersebut. Dia teringat karakter kera yang latah dan ikut – ikutan, dia kemudian melakukan gerakan melompat, semua kera mengikutinya, dia menaikan tangannya semua kera mengikutinya. Selanjutnya dia melemparkan topi yang pakainya, semua kera mengikutinya, dia senang sekali akhirnya cara mengelabui kera berhasil,selanjutnya dia mengumpulkan kembali topinya dan meneruskan kembali perjalanannya. Cerita sebenarnya dimulai ketika generasi kedua tukang topi, dalam hal ini setelah beberapa puluh tahun kemudian, anak tukang topi tumbuh dewasa dan meneruskan usaha orangtuanya menjadi tukang topi.

Setelah beberapa tahun menjadi tukang topi yang sukses, Anak ini mengalami kejadian yang hampir sama dengan ayahnya, dia tertidur di bawah pohon yang sama, semua topinya diambil oleh sekelompok kera, ketika dia bangun semua kera mentertawainya, namun dia malah ikut tertawa, karena dia sudah tahu dari cerita ayahnya bagaimana mengambil kembali topinya yang direbut sekelompok kera. Kemudian dia mempraktikan apa yang dilakukan ayahnya, ketika dia melompat semua kera mengikutinya,ketika mengangkat tangan, semua kera mengikutinya, kemudian dia melemparkan topinya,tahukah anda apa yang terjadi selanjutnya? Kera – kera ini tidak mengikutinya, akan tetapi ada kera lain yang bersembunyi untuk selanjutnya mengambil topi yang dilemparkan oleh anak tukang topi tersebut.

Semua kera kemudian tertawa terbahak–bahak,sementara anak tukang topi terperangah dan tidak bisa berkata apa–apa, karena semua topinya di ambil sekelompok kera tanpa sisa. Diakhir cerita munculah bapak dari kera – kera ini, sambil mengajak anak – anaknya membawa topi, dia kemudian berkata, ” mereka belajar dari bapaknya yang pernah dikelabui bapak mu, makanya selalu belajar dari kesalahan, jangan anggap remeh kami yang pernah dikalahkan oleh cara dulu mu itu ..”., dengan kecewa dia kemudian kembali ke rumahnya dengan tangan hampa, dan siap menceritakan apa yang dia alami ke ayahnya.

Cerita di atas adalah gambaran sekelompok komunitas yang terus belajar dari masa ke masa dan tak pernah berhenti. Sekelompok komunitas yang sebelumnya dianggap remeh karena dianggap tidak bisa belajar, tidak bisa apa – apa, tapi karena semangat berlajar dan melakukan perbaikan terus menerus akhirnya bisa mengalahkan sekelompok komunitas yang menganggap dirinya hebat, dirinya pintar dan tak pernah belajar lagi. Semoga kita semua masuk pada kelompok yang pertama yang terus belajar, terus berusaha, selalu melakukan perbaikan dan terus berkarya untuk kebaikan banyak orang..mari belajar terus menerus sepanjang kita bisa bernapas, salam pembelajar learn – action and success..(TY)