Wisdom from Expert

Saturday, January 26, 2008

Kapankah Matahari akan padam ?

by Teguh Yoga Raksa ( 2004)

Matahari tanpa kita sadari hal yang sangat penting dalam kehidupan kita, kita telah melupakannya. Tanpa matahari kita tidak dapat menikmati lezatnya makanan, hangatnya udara pagi atau mungkin energinya yang digunakan untuk mengendarai kendaraan bermotor. Pada tulisan ini kita akan mengenal lebih jauh tentang matahati, apa yang terjadi dan bagaimana cahayanya sampai ke bumi. Perjalanan cahaya yang sangat cepat sehingga kita hanya perlu menunggu delapan detik cahaya matahari sudah sampai ke bumi. Andaikan kecepatannya sama dengan suara mungkin kita perlu menunggu beberapa minggu untuk sampai ke bumi.

Keberadaan matahari telah lama dipalajari dan diteliti sejak berkembangnya fisika astronomi sehingga manusia dapat melihat benda-benda angkasa. Pada awalnya hanya mengetahui bentuk dan kejadian-kejadian yang terjadi. Pada perkembangan selanjutnya manusia bisa merumuskan reaksi yang terjadi di matahari dan membuat reaksi buatan di bumi.

Perkembangan fisika nuklir terus melaju pesat, terakhir dengan dibuatnya bom nuklir, bom hidrogen dan reaktor nuklir untuk digunakan sumber tenaga baik listrik maupun bahan bakar. Reaksi yang terjadi di matahari seperti halnya pada bom hidrogen yaitu reaksi Fusi ( Penggabungan ), lain halnya dengan bom nuklir melalui reaksi Fisi ( Pemecahan ). Para ilmuwan meyakini bahwa matahari dengan reaksi Fusinya dapat menghasilkan energi yang dasyat. Sebagai orang awam anggaplah kita mempercayai bahwa benar dimatahari terjadi reaksi fusi dengan segala perumusannya yang rumit, sesuatu yang dianggap memiliki bukti empiris, tetapi pernahkah anda meragukan perumusan ini?.

Reaksi Fusi dan Fisi menghasilkan ledakan yang sangat dasyat dan melepaskan energi yang sangat besar. Matahari semenjak terbentuk telah melakukan proses Fusi, menghasilkan energi yang tidak tehitung dan mungkin suatu saat akan padam. Mungkinkah? Apakah kita bisa membayangkan bagaimana ketika matahari padam? Bagaimana dengan tata surya kita jika matahari padam? Sampai berapa lama kita akan bertahan? Apakah mungkin kita mempersiapkan matahari tandingan ketika matahari padam? Bagaimana persiapan untuk itu?

Pertanyaan –pertanyaan itu mungkin pernah muncul dibenak anda. Untuk itu mari kita mengenal lebih jauh tentang matahari sudah berapa alam dia bersinar dan akankah selamanya dia bersinar? Ataukah ketika matahari padam, kemudian dunia ini hancur? Apakah itu yang dinamakan kiamat?. Apakah benar perumusan manusia tentang reaksi yang terjadi di matahari? Atau matahati itu seperti bola lampu yang dapat seketika padam jika yang punya rumah berkeinginan untuk mematikannya? Ataukah seperti cahaya lilin yang lama-kelamaan padam dan hancur dengan dirinya sendiri?

Pertama-tama anggaplah kita sekarang adalah seorang ilmuwan yang benar-benar percaya akan ilmu pengetahuan, dimana akan mempercayai sesuatu yang ilmiah dan dapat dibuktikan secara objektif. Reaksi yang terjadi adalah reaksi fusi dengan proses penggabungan antara atom hidrogen mengasilkan atom helium dengan menghasilkan energi yang sangat besar.
Berikut ini perkiraan ilmuwan tentang matahari, memiliki diameter kira-kira 1,4 juta Km dan memiliki massa sekitar 32.000 massa bumi. Temperatur matahari dipermukaan adalah sekitar 6000 °C dan inti sekitar 20 juta °C (bayangkan pada 100 °C, air sudah menjadi uap), dengan kandungan paling banyak 70% hidrogen dan 27 % Helium. Panas yang kita terima adalah hasil dari reaksi yang terjadi di matahari, matahari seperti tungku yang panas dan memancarkan energi segala penjuru termasuk bumi. Entah dunia manalagi selain kita yang merasakan nikmat tuhan ini ( kalau ada).

Matahari tidak memancarkan energi secara periodik, tetapi terus menerus,mengapa hal ini terjadi? Hal ini terjadi karena reaksi yang terjadi adalah reaksi berantai, artinya tiap energi Fusi yang terjadi menghasilkan energi dan atom lain yang tidak stabil. Energi yang dihasilkan ini kemudian menghasilkan pengahancuran materi dan menghasilkan energi, sementara atom yang tidak stabil meluruh menjadi unsur yang stabil yang kemudian bereaksi fusi lagi dengan proton sehingga timbul unsur lain yang tidak stabil dan energi , demikian seterusnya tanpa henti-hentinya. Namun demikian reaksi ini menyebabkan hilangnya massa matahari akibat proses penghancuran materi tadi (Deffect massa). Perumusan ini sangat terkenal dengan perumusannya Einstein yaitu E = mc2 dimana , E adalah energi yang timbul, m adalah massa yang hilang dan c adalah kecepatan cahaya pada ruang hampa.

Siklus reaksi berantai ini dikemukakan oleh dua orang ahli astrofisika amerika yaitu Dr. Hans Albrecht Bethe dan Dr. Carl Friedrich Von Weizshacher. Reaksi ini sering disebut “ hidrogen helium sintesis” , proses ini pada intinya adalah pembakaran empat inti Hidrogen menjadi inti Helium, pada proses ini terjadi kurang lebih 0.75% pengurangan massa Hidrogen yang diubah menjadi energi. Pada ilmuwan menghitung bahwa daya pancar matahari kira-kira 3.78 x 1033 erg / det, dengan menggunakan perumusan Einstein kita dapat menentukan massa yang hilang dari matahari setiap detik adalah sekitar 4 juta ton setiap detik (bayangkan!! Pasir sebanyak ini dapat membangun kurang lebih 2 stadion sepak bola yang megah, hanya dihasilkan dalam satu detik).

Kalau kita anggap umur matahari sekarang kurang lebih 5.5 milyar tahun maka kita dapat menghitung jumlah massa matahari yang telah hilang dibanding dengan massa seluruhnya ( 32 000 massa bumi), maka massa matahari telah kehilangan sekitar 0.03575%, sehingga untuk menghabiskan massanya kurang lebih memerlukan waktu sekitar 15384,6153846153846153846153846154 milyar tahun lagi. Sehingga masih jauh sekali lamanya sampai matahari padam. Jika kehancuran bumi diasumsikan akibat padamnya matahari maka masih lama sekali bumi akan hancur. Akan tetapi pendekatan ideal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai hal termasuk ulah manusia.

Kekuatan energi matahari dapat kita bandingkan dengan kekuatan bom nuklir yang terjadi di Nagasaki dan Hiroshima. Kekuatannya menghancurkan hampir semua kota dalam radius berpuluh-puluh kilometer.

No comments: