Monday, October 13, 2008
Human Capital Strategy in Indonesia : Framework Approach
In the term of people management , human capital department has huge responsibility to maintain people work and contribute to the company or organization. Talent is “ Key Word” related with organization sustainability. Most of organization need people to operate business instead of the company itself operated automatically by machines without people involvement.
If we take a look Indonesia as benchmark for workforce model , we will find that Indonesia as a good model for implementing best practice human capital which is done by multinational company in USA or Europe. Indonesia is potential market for HR consultant , IT Consultant or Technology consultant to develop our emerging market.
Survey conducted by Hay Group, showed that human capital strategy in Indonesia consist of 4 critical issues that most of company Indonesia can be implemented :
Retention – The tight market for experienced technical and professional workers will require companies to focus in retention
Succession Plan – Companies need to prepare plans for inevitable loss of some key talent
Training – Although university graduated increasing , the demand for skilled workers will require companies to provide training for new hires to meet demand
Rewards – companies must broaden their reward strategy to include non- financial elements
4 element of human capital strategy correlated with how to retain and motivate employees, in the other word we could call “ employee engagement program “.
If we concern about engagement employee, its difficult to describe which parameter that employee feel happy to keep working and staying at the company , from Hay Survey in 2007, showed that employees will feel engage because of job satisfaction , talent management , innovation , direction and supervision.
Conclusion
By managing employees expectation and maintaining employees to contribute to the company. We could design human capital strategy as integrated and comprehensive program which is aligned with organization wide strategy.
Membangun budaya keluarga berbasis nilai – nilai universal
Aneka kejadian akhir – akhir ini, dari mulai pencurian jemuran,pemerkosaan ayah – anak atau bahkan kasus besar sekelas pembunuh berantai dan Bom Bali I dan II, berawal dari nilai – nilai yang dianut, diyakini , dipercaya atau bahkan di jadikan sumber yang prinsipil dalam memberikan reaksi atau respon pada tingkah lakunya. Nilai – nilai inilah yang kemudian jadi pendorong orang untuk melakukan tindakan diluar koridor hukum.
Nilai – nilai universal adalah nilai – nilai yang diterima oleh semua golongan , tidak dibatasi oleh suku , agama ras ataupun kepercayaan kelompok lainnya. Sebagai contoh kita dapat melihat nilai – nilai dasar Negara kita , dalam hal ini sesuatu yang sudah dirumuskan puluhan tahun yaitu nilai – nilai pancasila.
Nilai pancasila bisa dijadikan contoh nilai – nilai universal yang sesuai dengan akar kebudayaan bangsa ini , sayangnya nilai – nilai ini kemudian mulai luntur diiringi oleh keraguan pada nilai – nilai tersebut. Keraguan ini tentunya bukan tanpa alasan. Kegagalan orde baru dijadikan patokan kegagalan pemerintahan berbasis pancasila. Saya tidak akan membahas lebih jauh apa yang sebetulnya terjadi , namun lebih karena ingin memberikan gambaran yang jelas tentang pentingnya nilai – nilai universal itu ,sehingga pada akhirnya negara ini akan seirama menuju kemajuan bersama karena memiliki visi dan misi yang jelas dengan kejelasan nilai – nilai yang di anut.
Pemupukan kesadaran akan nilai – nilai ini tentunya akan sangat baik dimulai dari sejak dini, terutama dimulai dari keluarga. Keluarga merupakan tempat yang paling menentukan dalam hal pembentukan dan nilai – nilai yang selanjutnya akan menjadi kebiasaan. Menyadur apa disampaikan stephen covey dalam ceramah seven habits sebagai berikut :
“ sow a thought reap an action “
“sow an action reap a habit”
“ Sow habit reap a character”
“ Sow a character , reap a destiny”
"Tanamlah watak maka raihlan aksi "
"Tanamlah aksi raihlah kebiasaan"
"Tanamkan kebiasaan raihlah karakter"
"Tanamlah karakter maka raihlah nasib"
Hal ini menunjukan bahwa cara berpikir seseornag yang kemudian menjadi aksi pada akhirnya membentuk karakter seseorang , hal ini menjadi jelas bahwa faktor yang mempengaruhi pemikiran adalah nilai – nilai yang diyakini dan ditanamkan oleh orang terdekat dalam hal ini tentunya keluarga,sehingga sangatlah bijak jika para keluarga meyakini bahwa masa depan anak – anak mereka ditentukan oleh bagaimana cara para orang tua mendidik dengan nilai – nilai yang baik dan secara umum diterima oleh semua kalangan, bahkan lebih jauh nilai – nilai tentunya dikombinasikan dengan nilai – nilai agama yang dianut, yang tentunya secara prinsipil menuju hal yang sama yaitu kebenaran yang hakiki.
Nilai – nilai universal ini tentunya bisa didefinikan oleh masing – masing keluarga tergantung pada latar belakang dan asal usul keluarganya itu sendiri, namun secara umum nilai – nilai luhur bangsa Indonesia bisa dijadikan acuan untuk membentuk anak yang baik dan tentunya diharapkan dapat memberikan kontribusi pada keluarga bahkan negaranya sekalipun, saya tidak akan menentukan apa itu namun saya akan ambil beberapa nilai- nilai yang dipercaya oleh bangsa ini selama puluhan tahun. Ada 5 nilai yang saya pikir cocok untuk semua dan dari suku maupun agama manapun yang ada di Indonesia :
Nilai Ketuhanan.
Mengakui adanya kekuatan yang maha dan segala yang maha, dan tempat manusia meminta dan memohon pertolongan merupakan landasan dasar dari perilaku seseorang. Nilai inilah biasanya kental sekali dengan pola prilaku atau watak bahkan nasib seseorang seperti disebutkan stephen covey sebelumnya. Nilai ketuhanan erat kaitannya dengan prinsip hidup sesorang, sehingga sangat mempengaruhi pada respon seseorang atau bahkan rencana hidup di masa yang akan datang.
Nilai kemanusian dan keadilan
Setiap orang yang hidup dimuka bumi ini tentunya sangat mengerti nilai – nilai kemanusian , dimana semua orang memiliki hak yang tentunya dibatasi oleh hak – hak orang lain. Semua orang berhak mendapatkan perlakuan yang sama, saling menghormati dan menghargai antar sesama tanpa melihat strata sosial , pangkat atau jabatan atau pun kekayaan seseorang. Semua harus dipandang adil tanpa membedakan satu sama lain sesuai dengan hak dan kewajibannya sebagai mahluk hidup.
Nilai Kekeluargaan
Nilai ini tentunya , diejawantahkan dengan kebersamaan antar anggota keluarga , masyarakat ataupun negara. Semua orang merasa bagian dari keluarga besar yang barang tentu semuanya harus berdasarkan musyawarah dan mufakat tanpa harus mengorbankan beberapa pihak saja, atau secara pribadi kita harus berpikir ”win – win solution”, mencoba untuk mengerti terlabih dahulu , selanjutnya orang lain akan mengerti kita.
Nilai Kejujuran
Kejujuran merupakan salah satu nilai yang sangat dijunjung tinggi dimanapun. Nilai ini dianggap sangat penting dalam berbagai hal dan segala segmen dalam kehidupan. Nilai ini juga dijadikan salah satu hal kunci sukses seseorang, bahkan selevel CEO sekalipun nilai ini dianggap yang paling penting. Jika kita melihat formulasi stephen covey dalam buku Speed of Trust tentang Hasil kerja , dia merumuskan bahwa Result (R1) adalah Initiave (I) dikalikan Execution (E) (R1 = I x E), jika komponen ini kemudian ditambahkan nilai kejujuran maka proses eksekusi atau pelaksanaan semakin cepat dalam hal ini formula menjadi (R1 = I x E x T ( Trust)). Nilai kejujuran merupakan nilai fundamental yang diakui oleh semua orang sebagai tolak ukur kebaikan seseorang dalam kehidupan sehari – harinya , bagaimanapun pintarnya , bagaimanapun berwibawa dan bijaksanannya seseorang jika dia tidak jujur pada akhirnya tidak akan diakui orang sebagai pemimpin yang baik atau bahkan di cap menjadi manusia yang tidak baik.
Pada akhir tulisan saya ingin mengajak , semua pembaca untuk mencoba memformulasikan nilai – nilai universal ini kedalam keluarga, masyarakat bahkan akhirnya akan berimbas pada negara, saya percaya dan yakin jika semua nilai – nilai universal ini diinternalisasikan di semua warga negara indonesia melalui organisasi terkecil yaitu keluarga, maka negara ini akan maju dan berkembang tanpa ada korupsi , kolusi maupun nepotisme yang membawa pada kehancuran bangsa ini. Selamat mencoba , salam pembelajar , learn – action and success ( TY)